HURRICANE?.. apa ini tentang hujan angin yg akhir2 ini mengguyur Indonesia? Bukan. Ini hanya postingan untuk diri sendiri, pribadi yang sama sekali layaknya hurricane. Tak usah dibaca, meski hidup itu pilihan, menurut pendapat sebagian orang. Anggap saja ini luapan kontemplasi emosi dan pikiranku dalam tulisan akibat terlalu banyak berjudi. Ya,.. ini tentang perjudian, tentang taruhan..
BQ , salah satu dosen di UIN yg aku suka isi tempurung kepalanya hari jum’at kemarin bilang;
“tulislah apapun yg ada di kepalamu, biarkan imaji imanen menjalar menguasai nalar. Teriakan semua kepenatanmu pada dunia dengan tulisan. Jangan pernah nilai tulisanmu di awal. Tak pernah ada satu tulisanpun yang meledak bergejolak di batas awal. Berpikirlah untuk menulis, hingga kau bisa menulis tanpa berpikir..” huh,,.. cing nyaan, kereen!!..
Okey, aku coba,,
Sekarang sudah masuk pertengahan mulud. Bulan wulidnya Nabi SAW. Penyakit “tukang ulin”-ku kambuh tergirang-girang mendengarnya. Tahun kemarin saja tak terhitung berapa pesantren dan mesjid Jamie yg tak luput ku satroni. Ini baru akan berakhir beberapa bulan kedepan. Gombal sekali jika dibilang aku gila pengajian. Gila parasmanan itu mungkin.
Ritual tahunan ini telah kumulai sadari minggu kemarin. Puncaknya terjadi pada hari minggu kemarin saat ku bertandang ke salah satu ex-ponpes paling sacral dalam rivalitas pergelutanku melawan si kitab pitak, fan ilmu alat; Riyadlus shorfi wan nahwy Cikalama, di Sumedang.. Ada ijazah tahunan disana.
Hari minggu besok pun ada lagi proyek menanti. Kali ini, aku di daulat sebagai pengantar tim marawis El_Barq asal cibaduyut sebagai pembuka acara tabligh akbar di ex-ponpesku masa MTs, di daerah cicaheum. Sebut saja Multazam.
Bukan hanya kegiatan ritual tahunan seperti itu, kagiatan rutinanpun senantiasa membunuh waktu luang. Mecak magahan barudak DTA ngabantuan emang di Nurul Huda. Ukkhh,.. recokna moal aya!!..
Tak hanya magahan, akupun punya hanca ngaji yg kian didominasi ku nundutan. T ngarti, tu da. Nu tungtungna di strap nyetor talaran akibat t bisaeun ngerab. Militeris! Tp mending, lah dari pada sipilis.. hehe..
Baru-baru ini kubudik target baru ngikut ngaji ka Aah, di Khozanaturrohmah. Ada diklat ilmu Falaq gratis mingguan disana, katanya. Tapi pengondisian waktunya yg susah disana. Serba bentrok.
Ada lagi target gila bwat ngumpulkan kembali talaran-talaran di cikalama yg kian terbang hilang entah berantah. Weew.. taruhannya banyak beneer..!!
Belum lagi acara KKDT DEPAG denger2 seeh ada manasik Haji skala anak anak DTA. Undangannya udah masuk ke secretariat madrasah ini katanya. Waduuh,.. tapi horeamm..
Kegiatan padat tidak berarti aku ngambil sedikit sks. Semester ini bener-bener penuh taruhan! Aku berani ngambil sks penuh ditambah 4 sks senilai dua mata kuliah yang diambil dengan cara ngikut semester atas. Tapi sementara masih belum bias direalisasikan karna factor “t aya batur”. Lho?.. kok bisa?.. mmmh.. ya bias, coznya semester kemarin nilai IPku kebetulan nyaris “cum laude”. Cing sumpahna ge kebetulan, tah! ___”Dah tau semester kmaren cuman kebetulan, kenapa sekarang balik nantang?.. dasar gila!!.. tarohannya nilai IP, coy??”. Akh, tak apalah.. toh bukan IP juga yg ku kejar.. IP tuh cuman ; _“BONUS”
Padahal, rencananya aku mau bner-bener aktif di dua UKM. LSLK dan LPIK. Padahal, aku juga mau aktif sebagai HMJ yg bertanggung jawab atas posisi yg kusandang. Weew, taruhannya banyak bener??
Belum lagi target yg kucanangkan sejak awal januari kemarin untuk melumat paling tidak 2 buku perbulannya. Aku muak menjadi so’ filsuf yg mulutnya berbusa berhamburan teori ini itu, tapi tak faham apalagi non praktis dalam dunia riil. 2 buku Filsafat langkah awalnya. Toh bagiku yg sulit mencerna buku macam itu, yang baru bisa faham setelah dibaca ulang-ulang belasan kali, hal ini masih terasa sangat berat. Semoga terus meruncing, ketumpulan otakku. Untungnya, sejauh ini masih bisa ku kejar. Lebih, malah. Lagian, aku sudah mulai bosan juga jadi mahasiswa ompong. Yang selalu berlaga banyak gaya seakan “akulah mahasiswa”, tapi minim pangabisa nihil pangadaya. Mengurung dayanya pada satu jalur meski tak tahu apa itu yang akan menjadikannya”manusia”, atau tidak. Atau menghabiskan masa ku ukur nongkrong ngeceng nu herang bari otakna bulukan kakebulan. Diperbudak masa. Hipotalamusnya penuh sesak diisi merek, informatika bebal dan gossip lepet up-date. Semoga teu masuk golongan kitu, ah… amien..
Aku juga memancung diri sendiri dgn program ilegal dual degree yg kubidik di al imarat. Program bahasa arab yg juga kujadikan sebagai batu loncatan dlm proses pemahamanku dlm filsafat. Aku harus menang melawan si kitab pitak!!. Ini masukan dari guru ngajiku di lembur. Toh akupun punya ambisi pribadi dlm mantiq dan filsafat. Pokonya jadi harga mati, aku harus sudah bias mengencani Al-Isyarat wat tambihat-nya Ibnu sina sebelum kurengkuh gelar sarjana. (heh?.. emang bias lulus kitu??) yaa,, mabarizul alfadz juga boleh, lah..
Huh, deeh”.. aku taruhan banyak bener… ? gak brlebihan, lah.. jika semua target bidikan ini berhaur baur jadi Hurricane yg terus-terusan bertwisting di balik tempurung kepalaku yg kian pikun.
Banyak Taruhan?? Dr tadi tu cuman bidikan! Apa taruhannya?
Taruhannya,… salah satunya : idung. Srius, idung!!..
Dua minggu kebelakang ini saja, sudah tak terhitung berapa gallon darah ngucur dr idung. Kata pun sister, aku trlalu maksa. Terlalu capek.
Belum lagi asupan giziku yg buruk. Seperti yg kubilang dulu, aku mendapat asupan nutrisipun dari hasil menjilati daki sendiri. __Suplay yg menjanjikan, bukan?
Kemudian sisi social mulai terabaikan. Meski smsgratisan, telpon, jejaring FB dan Twitter masih bisa di sisipkan di masa luang, tapi interaksi langsungnya yang ancur..
Tak apalah,,.. namanya juga taruhan. Parah, temenku bilang aku bakalan mati muda dgn pola hhidup gila seperti ini. (wow, kerenn!!) okeeh,, lagian, aku tak punya cukup motivasi yg berarti untuk hidup lebih dari 30 tahun. (sriuss, loh???)
Setiap manusia punya target bidikan masing-masing dgn caranya masing-masing dalam proses pemberdayaanya menjadi “manusia” yg “manusia”.
Kata orang, bikin target itu mesti sederhana dan terukur sebanding dgn daya yg kita punya. Bagiku tidak. Yaa, setidaknya inilah caraku menantang diri sendiri. Terserah meski beberapa manusia bilang aku terlalu idealis. Betul juga.. dalam salah satu defenisinya, seorang yg memperjuangkan tujuan-tujuan yg dipandang orang lain tak mungkin dicapai, atau seseorang yang menganggap sepi fakta-fakta dan kondisi sesuatu situasi, sering dinamakan idealis semata mata (mere idealist)
Yah,… memang seorang yg idealis sering kaliidentik dengan orang yg mengutamakan cita-cita ataw tujuan ideal tanpa melihat dan mempedulikan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya. Bagiku ini ada sisi positifnya. Sering kali, kenyataan2 yg dianggap adiqodrati malah mengurung potensi bawah sadar seseorang untuk mewujudkankan hal-hal yg dianggap imaji yg utopis meski sebenarnya dekat tuk didekap..
Seperti pepatah bilang; “Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit.. “
Karna jika itu tak tercapai, yaa, setidaknya jatuhnya nyangsng na tali popoean.
Kebayang teu, mun nyimpen target ngan saluhur popoean?.. saha nu ngajamin mun murag bakal salamet tina ti kotok hayam?..
Hoeeey,… hidupku ini cumin sebentar, coy.. kalo cuman disibukin ama cucian seminggu, gak ada gunanya aku hidup!..
Menantangdirisendiri_awalmaret2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar